Home » » Dinamika Perubahan Tubuh Sang Penguasa HMI Cabang Kabupaten Bandung

Dinamika Perubahan Tubuh Sang Penguasa HMI Cabang Kabupaten Bandung

Written By Unknown on Senin, 01 Oktober 2012 | 15.47


oleh
* gonel vacode
HMI Cabang Kabupaten Bandung telah berusia kurang lebih 15 tahun. Tampuk kepemimpinan sering berganti, kepengurusan selalu berubah, pola perkaderan multikultural dan prestasi bertingkat telah banyak diraih. Refleksi tersebut menjadi sebuah motivasi lebih, dalam kehidupan “sang hijau hitam”. Semua keberhasilan itu teraih tidak luput dari pola kepemimpinan sang penguasa yang fleksibel dan kreatif, sehingga dapat dirasakan dan dinikmati oleh kita sebagai kader. Tapi penilaian serta evaluasi yang sering dilakukan tetap meninggalkan “noda”, meski kita pahami tidak ada metode yang sempurna, sungguh menarik setiap pemikir yang telah menjalani masa –masa tersebut.
Peralihan peran tanggung jawab tertinggi dalam organisasi berubah seiring pergantian zaman, disisi aspek regenerasi pun menjadi pertimbangan penting dalam kemajuan dan perkembangan sebuah lembaga perkaderan. Fakta itu menjadi ritual kental yang dijalani seluruh kader dari setiap elemen komisariat milik HMI Cabang Kabupaten Bandung. Kekuasaan yang menjadi perebutan baik golongan maupun individu dilandasi ekspektasi ataupun tidak, telah menjadikan warna tersendiri secara tidak langsung. Namun akankah pergantian ini menjadi lebih baik atau lebih buruk? merupakan “taruhan” yang tidak terelakan dari kepengurusan dan pola keorganisasian yang digunakan.
Dinamika yang sedang dan akan terjadi dalam tubuh sang “hijau hitam”, ketika perubahan menjadi expektasi unik setiap individu maka cahaya pencerahan menjadi bahan wacana dalam nuansa ide dimasing-masing tubuh kader. Pertimbangan yang telah dibuat di tataran komisariat menjadi “keterpaksaan” kader untuk dapat menerima dan menjalaninya. Akibatnya roda organisasi sebagai sarana berkembang dari setiap elemen yang ada ditingkatan cabang berjalan sesuai setting-an.
Kembali kedalam kultur yang telah terjadi dimasa lampau; senioritas, kekuasaan dan kepemimpinan menjadi seutas benang tipis pembeda di setiap pola pelaksanaan ruh organisasia. Akankah hal  itu dipahami oleh setiap kader?. Mungkin iya, mungkin juga tidak. Karena setiap individu memiliki cara pandang berbeda ketika menyikapi sebuah kalimat, maka multi-tafsir merupakan kewajaran tersendiri dalam mewacanakan ungkapan. Terkadang kita selalu ingat memori yang telah terjadi sehinga menyadari ketidaksanggupan diri, namun adakah kesadaran setelahnya? Semua itu masih menjadi rahasia setiap orang dalam menegakkan apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan.
Kesempurnaan terjadi dalam hasrat dan keberhasilan dirasakan dengan kerja keras. Komitmen menjadi kunci utama perjuangan setiap organisasi, sehingga transparansi pikiran dan jalinan komunikasi yang dibangun menghasilkan global mainstream dalam menularkan idealisme dari tubuh HMI, namun sayang kita masih berharap.
 
*penulis adalah kader HMI Cabang Kabupaten Bandung
   
Share this article :

Posting Komentar


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. LAPMI CAKABA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger