Siapa yang tak kenal sosok
munir? Pria kelahiran Malang, 8 Desember 1965 ini adalah seorang aktivis muslim
ekstrim yang kemudian beralih menjadi seorang Munir yang menjunjung tinggi
toleransi, menghormati nilai-nilai kemanusiaan, anti kekerasan dan berjuang
tanpa kenal lelah dalam melawan praktek-praktek otoritarian serta militeristik.
Selama menjadi mahasiswa,
Munir dikenal sebagai aktivis kampus yang sangat gesit. Ia pernah menjadi Ketua
senat mahasiswa fakultas hukum Unibraw pada tahun 1998, koordinator wilayah IV
asosiasi mahasiswa hukum indonesia pada tahun 1989, anggota forum studi
mahasiswa untuk pengembangan berpikir di Unibraw pada tahun 1988, Sekretaris
dewan perwakilan mahasiswa hukum Unibraw pada tahun 1988, sekretaris al-Irsyad
cabang Malang pada 1988, dan menjadi anggota Himpunan Mahsiswa Islam (HMI).
Lalu bagaimana
sosok munir itu sendiri dimata para kader HMI, terutama kader HMI cabang
kabupaten Bandung. Berikut ini adalah beberapa tanggapan mengenai itu:
“Munir adalah
sosok yang luar biasa yang rela mengorbankan banyak hal untuk memperjuangkan
kebenaran terutama masalah hak asasi manusia” (Ketua umum komisariat Adab dan
Humaniora)
“Seorang
aktivis HAM, menegakan kebenaran yaitu menegakan HAM dengan cara terobosan-terobosan
yang berbeda. Sebagai seorang kader HMI kita harus bisa mengambil contoh dari
sosok munir tersebut karena ini sesuai dengan pedoman HMI yaitu tafsir
independensi” (Burhan, kader HMI Komisariat Dakwah dan Komunikasi)
“Sosok yang
memiliki idealisme yang tinggi, karena ia mengabdikan dirinya untuk masyarakat
terutama masyarakat aceh pada waktu itu. Hal yang bisa diambil dari seorang
munir oleh kader HMI adalah kejeliannya dalam melihat masalah. Untuk
menyeleseikan sebuah masalah bukanlah dengan cara militer namun dengan cara memberikan
apa yang mereka butuhkan. Itulah yang dilakukan munir pada masyarakat aceh”
(Mukti, kader HMI Komisariat Ushuludin)
“Seorang yang secara konsisten bisa memperjuangkan hak-hak
manusia, dia sampai rela mati memperjuangkan hal tersebut. Dan hal itu bukan
menjadi issu nasional lagi, tapi sudah menjadi issu internasional” (Faiz, kader HMI Komisariat Tarbiyah)
“seorang pejuang HAM yang teguh bahwa HAM harus ditegakan
apapun konsekwensinya, seharunya hal itu bisa menjadi contoh nilai perjuangan
yang harus dicontoh oleh kader HMI terutama kader HMI cabang kabupaten Bandung,
sehingga tidak ada lagi bualan-bualan dan bisa berjuang memperjuangkan
kebenaran hingga titik darah penghabisan” (Luthfi, Ketua HMI komisariat Syariah
dan Hukum)
“seorang aktivis yang benar-benar bisa memisahkan dan
memilahkan mana yang harus benar-benar diperjuangkan dan mana yang harus
dirobohkan. Dia tidak mementingkan kepentingan diri sendiri” (Zam-zam, ketua
HMI komisariat Persiapan Psikologi)
“Seorang aktivis HAM alumni HMI yang luar biasa, beliau
sangat berani muncul kepermukaan memberantas menegakan hak asasi manusia pada
waktu itu.” (Harun, Pengurus cabang HMI kabupaten Bandung) //f.jr,
yanz, as.kos
Posting Komentar