Home » » Issu Degradasi Bahasa di Dunia

Issu Degradasi Bahasa di Dunia

Written By Unknown on Kamis, 12 Juli 2012 | 10.38

BANDUNG_Bahasa adalah alat komunikasi efektif yang dibutuhkan manusia sebagai pengejewantahan pesan dalam proses interaksi dengan sesama yang lainnya. Letak geografis, lingkungan dan sosial mempunyai peranan penting dalam membentuk sebuah bahasa; jenis bahasa maupun dialeknya. Di dunia ini menurut penelitian para ahli bahasa, terdapat 6000 jenis bahasa yang tersebar diseluruh penjuru dunia. Namun sayangnya di predisksikan bahwa pada abad ke 21, hanya akan tinggal setengahnya saja. 3000 bahasa di prediksikan akan punah dan mati.

Dalam sebuah majalah lokal Ajip Rosidi (sastrawan) pernah menghitung hal tersebut, “Artinya 30 bahasa dalam setahun. Artinya dua setengah bahasa dalam sebulan akan mati. Kira-kira setiap sepuluh hari ada satu bahasa yang hilang dari dunia”
Di Indonesia sendiri, seperti yang pernah dilansir Kompas.com, terdapat 450 jenis bahasa lokal dan 15 diantaranya sudah mengalami kepunahan, sedangkan sisanya sekitar 60 % dalam keadaan yang menyedihkan. Dan baru-baru ini satu bahasa lokal yang ada di daerah Sulawesi selatan dinyatakan dalam keadaan kritis dan terancam punah karena penggunanya tinggal beberapa orang saja.

Apa yang menyebabkan matinya sebuah bahasa? Tentu faktor utamanya adalah karena tidak ada penutur  yang melestarikan bahasa tersebut. namun jauh dibelakang itu ada factor penting yang mempengaruhinya, bahwa suatu bahasa mati tidak disebabkan secara alami. (Glanvile Prince), yang menyebabkan suatu bahasa mati dikarenakan adanya bahasa lain yang membunuhnya atau adanya killer language.

Bahasa inggris dinyatakan sebagai bahasa pembunuh tersebut. Dengan menyebar dan dinyatakannya bahasa inggris sebagai bahasa internasional menjadikan bahasa inggris menjadi begitu superior dan bisa menggantikan posisi bahasa para penuturnya. Peran bahasa inggris begitu dominan dalam seiap sector kehidupan; pendidikan, sosial, ekonomi dan yang lainnya. bahasa inggris menjadi sebuah trend dan tuntutan agar bisa menyaingi perjalanan dunia globalisasi yang tak bisa dibendung lagi.

Ironisnya di Indonesia sendiri tidak hanya bahasa lokal saja yang terancam mengalami kepunahan, namun bahasa nasional juga sudah mengalami pergeseran. Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang seharusnya tetap dijaga keaslian sebagai cirri khas dan kebanggaan Negara, ternyata hanya segelintir orang saja yang menyadari dan mau melakukannya. Interferensi besar-besaran bahasa asing kedalam kosa-kata bahasa Indonesia menjadikan bahasa Indonesia terlihat sebagai bahasa sintesis dan baru. Bisa kita lihat kosa-kata yang ada saat ini hanya kalangan tertentu saja yang dapat memahami istilah-istilah tersebut.
Institusi pendidikan menjadi faktor menonjol yang menyebakan subur dan berkembangnya bahasa-bahasa asing di Indonesia. Terlihat dari jurusan-jurusan yang disediakan di perguruan tinggi dan universitas tertentu. Begitupun dengan para peminatnya, kebanyakan lebih memilih jurusan bahasa asing dibandingkan jurusan bahasa Indonesia apalagi jurusan bahasa local, sangat sedikit sekali peminatnya.

Mempelajari bahasa asing sering dilakukan dengan menganggap sebelah mata dan mengesampingkan bahasa local/nasional kita sendiri. Masih perlukah nasionalisme itu dipertahankan? Masihkah kita bangga dengan bahasa warisan leluhur kita? //red. As-kos.

Share this article :

Posting Komentar


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. LAPMI CAKABA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger